DELI SERDANG | Aksi unjuk rasa ratusan warga di depan PT Universal Gloves (UG), Jalan Besar Patumbak, Dusun I, Desa Patumbak Kampung, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang, Senin (6/10/2025), berubah menjadi insiden kekerasan. Warga yang menuntut penutupan gudang cangkang karena bau busuk menyengat justru diserang oleh sekelompok preman yang diduga dibayar oleh pihak perusahaan.
Ketegangan muncul ketika warga memblokir akses menuju gudang, sambil berorasi menuntut keadilan. Situasi memanas saat sejumlah pria bertopi dan berbadan tegap muncul dari arah pabrik, memaksa karyawan masuk dan menghadang warga. Dorong-mendorong di depan pintu masuk pabrik pun tak terhindarkan.
Puncak ketegangan terjadi ketika para jurnalis yang sedang melakukan peliputan turut menjadi sasaran kekerasan. Seorang wartawan media online, DL, menceritakan bahwa ia hampir kehilangan ponselnya setelah didorong oleh salah satu pria yang diduga preman. “Saya lagi ambil video, tiba-tiba ada yang dorong dan hampir merebut ponsel saya,” ujar DL.
Nasib lebih buruk dialami ES, wartawan media cetak dan online asal Medan. Ia dipukul dari belakang menggunakan helm hingga mengalami luka memar di wajah dan kepala. “Pelakunya pakai helm, mukul dari belakang sampai helmnya pecah. Saya cuma bisa mundur sambil lindungi kamera,” ungkap ES dengan nada kecewa, disaksikan oleh wartawan lain yang berada di lokasi.
Menurut saksi mata, pelaku kekerasan dikenal warga dengan nama Aseng dan Ropan Sinaga. Keduanya bahkan menantang warga dan jurnalis untuk berkelahi. “Apalagi kau! Mau ribut lagi kau? Gak sor kau, main kita!” ujar salah satu pelaku dengan nada kasar, seperti ditirukan DL.
Sementara itu, warga yang menjadi korban serangan juga mengeluhkan sikap aparat kepolisian dan Koramil 15/DT yang berada di lokasi. Mereka dinilai hanya diam menyaksikan kejadian tanpa memberikan perlindungan. “Polisi dan Koramil cuma nonton. Kami diserang, tapi mereka malah mundur,” ujar salah seorang warga dengan nada kesal.
Warga mendesak Kapolsek Patumbak dan aparat terkait untuk segera mengusut tuntas aksi kekerasan ini, termasuk dugaan keterlibatan oknum perusahaan. “Kalau polisi diam, berarti mereka sama saja mendukung premanisme di Patumbak,” teriak salah seorang warga yang masih emosi.
DL dan ES menyatakan akan melaporkan tindakan kekerasan tersebut kepada pihak kepolisian. “Kami tidak akan diam. Ini sudah penghinaan terhadap profesi wartawan,” tegas DL.
Desakan agar aparat bertindak tegas juga disampaikan oleh Riki Irawan, yang mendampingi warga dalam aksi demonstrasi tersebut. “Saya meminta Kapolsek Patumbak, Kompol Daulat Simamora, untuk segera mengamankan oknum-oknum yang terlibat. Tindakan mereka tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga meresahkan masyarakat dan menghalangi kebebasan pers,” ujar Riki.
Riki menambahkan bahwa kepolisian seharusnya bertindak tanpa harus menunggu laporan resmi. “Kekerasan terhadap jurnalis di depan mata aparat penegak hukum adalah bentuk pelecehan terhadap hukum itu sendiri,” tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, Kapolsek Patumbak Kompol Daulat Simamora saat dikonfirmasi hanya memberikan jawaban singkat. “Teleponnya kurang jelas, ini saya masih di jalan menuju Polsek Patumbak,” ujarnya sebelum mematikan sambungan telepon.
Kapendam I/BB, Letkol Asrul, yang dimintai komentar terkait kejadian ini, belum memberikan tanggapan. Warga berharap tindakan tegas segera diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. (*)