LANGKAT — Kecelakaan lalu lintas kembali terjadi di jalur rawan antara Kabupaten Langkat dan Kabupaten Karo, tepatnya di kawasan Desa Telagah, Kecamatan Sei Bingai, pada Minggu malam (26/10/2025). Dalam peristiwa tersebut, dua pengendara sepeda motor dilaporkan meninggal dunia setelah kendaraan yang mereka tumpangi terperosok ke jurang.
Korban diketahui bernama Nico Baihaqi, 21 tahun, warga Kecamatan Binjai Selatan, dan Kusnaida, 20 tahun, warga Kabupaten Bengkalis. Keduanya tengah berkendara menggunakan sepeda motor Honda Vario BK 2246 RAU dari arah Kabupaten Karo menuju Kota Binjai.
Kasi Humas Polres Binjai, AKP Junaidi, menyampaikan bahwa berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara, kecelakaan diduga terjadi akibat pengendara kehilangan konsentrasi dan tidak mengenali kondisi jalan yang berliku dan menurun tajam. Akibatnya, sepeda motor yang mereka kendarai keluar jalur dan masuk ke dalam jurang.
“Nico mengalami luka berat di bagian kepala dan dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian. Sementara Kusnaida sempat dibawa ke Puskesmas Sei Bingai oleh warga sekitar, namun nyawanya tidak tertolong dan meninggal saat proses penanganan medis,” ujar AKP Junaidi dalam keterangannya, Selasa (28/10/2025).
Peristiwa ini menambah catatan panjang risiko kecelakaan di ruas Jalan Telagah–Sei Bingai, yang sering dijadikan jalur alternatif oleh para pengendara untuk menghindari kepadatan lalu lintas di jalur utama Medan–Karo. Meski lebih cepat dari sisi jarak tempuh, jalur ini diketahui memiliki kontur jalan yang berbelok tajam, sempit, serta minim penerangan, terutama pada malam hari.
“Jalan ini rawan kecelakaan, terlebih saat malam hari. Kami mengimbau masyarakat untuk menghindari melintas di waktu gelap, serta memastikan kondisi kendaraan dan penguasaan terhadap medan sebelum melewati jalur tersebut,” kata Junaidi.
Jalur yang menghubungkan Kabupaten Langkat dan Karo via Desa Telagah ini memang kerap menjadi alternatif favorit pengendara roda dua maupun empat. Namun kondisi geografis yang ekstrem menjadikannya sebagai salah satu titik rawan kecelakaan di wilayah Sumatera Utara.
Kecelakaan pada Minggu malam ini bukanlah yang pertama kali terjadi di lokasi tersebut. Sebelumnya, pada 7 Oktober 2025, sebuah mobil jeep dilaporkan tergelincir dan masuk jurang di lokasi yang tidak jauh dari titik kejadian kali ini. Dalam insiden itu, tiga penumpang meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan di RSU dr. Djoelham Binjai.
Sejumlah warga sekitar mengungkapkan bahwa belum ada penerangan jalan memadai di sepanjang ruas tersebut, meskipun jalur ini semakin ramai dilalui kendaraan dari berbagai kabupaten. Minimnya rambu peringatan, pengaman jalan seperti guardrail, dan kondisi jalan yang sempit menambah risiko kecelakaan di lokasi itu.
Menanggapi hal tersebut, pihak kepolisian menyatakan akan terus melakukan pemantauan serta berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait perlunya peningkatan keselamatan jalan di kawasan perbatasan tersebut. Namun hingga saat ini, belum ada kepastian rencana pembangunan infrastruktur pendukung keselamatan lalu lintas di jalur tersebut.
Masyarakat dan pengguna jalan diimbau untuk lebih waspada dan mempertimbangkan kondisi kendaraan, waktu tempuh, serta keterampilan dalam berkendara sebelum memilih jalur alternatif ini, khususnya saat malam hari atau dalam kondisi cuaca buruk seperti hujan dan kabut tebal.
Kedua korban telah diserahkan kepada pihak keluarga masing-masing untuk dimakamkan. Sementara itu, kendaraan yang digunakan korban telah dievakuasi dari lokasi kejadian oleh petugas gabungan dengan bantuan warga setempat. Pemeriksaan lanjutan masih dilakukan oleh Satlantas Polres Langkat untuk memastikan kronologi dan penyebab pasti kecelakaan. (*)


































