Baranews.com | Tanah Karo – Puluhan orang tua yang mendatangi Mapolres Tanah Karo pada Selasa lalu [04/01/2025] merasa kecewa, pasalnya dari sembilan korban pencabulan hanya satu laporan pengaduan yang diproses oleh pihak Polres Tanah Karo, yaitu (S) siswa kelas lima SD yang menurut pengakuannya terakhir di Sodomi pada Jumat [31/01/2025].
Dari laporan masyarakat kepada awak media,MT (42) mengungkapkan anak saya yg berinisial FS(11) seorang anak kelas tiga SD dengan kecerdasan dibawah rata-rata mengalami pelecehan oleh pelaku Okta (42) dengan inisial (OMS) yang dimana anak saya disuruh Oral Sex pada Desember tahun lalu, saya mulai curiga karna OMS dan anak saya sering berinteraksi dengan dia, pelan-pelan saya menanyakan kepada anak saya baru lah dia mulai bicara setelah saya tau kabar OMS adalah Pedofilia.
Sambungnya, saya merasa kecewa karna saya tidak dapat membuat laporan padahal sebelumnya anak saya diintrogasi tanpa pedampingan oleh petugas polwan bernama Jema, alasannya karna ikut-ikutan saja ucapnya menutup.
Salah satu korban lainnya (I) siswa kelas lima SD mengungkapkan saat ditanya oleh orangtuanya mengaku merasa diintimidasi dan diancam saat diintrogasi oleh petugas, (I) menjelaskan, saat ditanya petugas bagaimana kamu dibuatnya, saya menjawab masukannya burungnya ke mulutku setelah itu disuruhnya ku pegang-pegang, lalu petugas menjawab, “serius kau kalo engak ku setrum kau nanti,” ucap polwan itu.
Dalam investigasi di lapangan korban mulai bertambah dua orang yang merupakan masih ada hubungan keluarga dengan OMS, dari hasil investigasi korban mengalami jenis pelecehan yaitu:
-Ada yang di Sodomi
-Ada yang di suruh Oral
-Ada yang ditampilkan batang penisnya ke korban.
Seorang Nenek dari korban (S)mengukapkan, saya kecewa dengan hasil visum yang menyatakan negatif padahal pelaku sudah mengaku bahwa telah melakukan aksi bejadnya terhadap sejumlah anak dibawah umur dikampung kami,” ujarnya.
(Citra Yz. SP)