Deli Serdang | Aksi begal di Sumatera Utara sudah mulai meresahkan masyarakat dan sudah menganggu keamanan dan ketertiban umum masyarakat karena ini terjadi secara masif di berbagai daerah yang telah menewaskan banyak korban keganasan. Selain itu menimbulkan dampak ketakutan dan keresahan sosial bagi masyarakat saat melakukan aktifitas.
Faisal Roni Nasution selaku Ketua Umum DPP SDI (Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Sumbu Desa Indonesia) mengapresiasi langkah kepolisian agar segera melakukan langkah menindak tegas kejahatan membegal yang terus berlanjut di Sumatera Utara khususnya Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan dan sekitarnya, sambil memantau di seputaran Wings Hotel,pada Minggu tengah malam (16/07/2023) dini hari sekira pukul 12.10 WIB di Jalan Seputaran Bandara Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis, Deli Serdang.
Faisal Roni Nasution menyampaikan ini sudah bisa di golongkan sebagai kejahatan yang di nilai masif, terstruktur, dan terorganisir seperti gerakan terorisme yang membawa teror sosial mau pun ketakutan massal.
“Ini bisa kita lihat dalam beberapa bulan ini mengalami peningkatan yang signifikan berbagai sudut mau pun kota-kota. Seperti yang kita tahu bersama sekarang bagaimana kondisi di Sumatera Utara di Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan, yang dahulu katanya tak pernah tidur itu malah sekarang menjelang malam hingga dini hari sangat sunyi dan mencekam. Selain itu dampak lainnya kian di rasakan oleh para pelaku usaha yang mengalami ketakutan dalam beraktivitas dan menurunnya penghasilan ekonomi mereka,” pungkasnya, Minggu (16/07/2023).
Dia berharap penanganan ini segera di tangani secara serius baik dalam penindakkan mau pun upaya-upaya preventif, apa lagi mengingat kondusifitas di tahun menjelang pesta demokrasi di pertaruhkan. Yaitu penindakan dapat mengembangkan kasus sampai kepada aktor intelektualnya sehingga dapat memutus mata rantai organisasi mereka sebagaimana penindakan terhadap terorisme yang merupakan kejahatan extra ordinary, dan untuk upaya preventif.
Dan berharap kepada pihak kepolisian dapat melakukan peningkatan patroli, mengoptimalkan pemantauan dengan pemanfaatan Closed Circuit Television (CCTV) di setiap sudut kota, dan kolaborasi pemangku kebijakan daerah hingga kelurahan/desa dan institusi pendidikan dapat berperan mensosialisasikan dan menyadarkan pentingnya menjaga ketertiban umum bersama dengan tidak merugikan orang lain.
Prihal ketika di tanyakan para pelaku rata-rata banyak dari kalangan remaja berusia muda, bahwa perlu pengkajian dan evaluasi implementasi pendidikan dan korelasinya dalam kehidupan sosial secara nasional. Disinyalir frustasi sosial dan di sorientasi generasi muda terhadap hiruk pikuk kehidupan sosial, politik, lingkungan, bangsa dan negara serta pupusnya harapan masa depan bisa jadi pemicu terbentuknya kelompok-kelompok fatalisme yang berbentuk geng motor atau kawanan begal ini.
“Dan untuk upaya preventif, pihak kepolisian dapat melakukan peningkatan patroli, mengoptimalkan pemantauan dengan pemanfaatan di setiap sudut kota, dan kolaborasi pemangku kebijakan daerah hingga kelurahan desa dan institusi pendidikan dapat berperan mensosialisasikan dan menyadarkan pentingnya menjaga ketertiban umum bersama dengan tidak merugikan orang lain. Dan yang terpenting juga untuk masyarakat khususnya para orang tua juga dapat berperan aktif memantau aktifitas anak-anaknya agar tidak terlibat dalam hal-hal negatif yang merusak masa depan anak dan merugikan orang lain,” tutupnya.(Redaksi/Team)