Simalungun – Buruknya infrastruktur seperti jalan tidak terlepas dari minimnya perhatian oleh para penyambung lidah rakyat yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) 10 Kota Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun. Hal ini disampaikan Sahata Silalahi Bacaleg DPRD Propinsi Sumut dari Dapil 10 dengan nomor urut 01 melalui pesan WhatsApp kepada wartawan pada hari Sabtu, (08/07/2023) sekira pukul 22.56 wib, malam hari.
Kondisi ini disebabkan minimnya komunikasi yang baik antara pemerintah kabupaten dengan pemerintah propinsi Sumatera Utara, sehingga anggaran untuk infrastruktur jalan propinsi di kabupaten Simalungun menjadi kurang diperhatikan oleh para penyampung lidah rakyat.
“Anggaran untuk jalan provinsi disimalungun kurang perhatian penyambung lidah rakyat yg duduk di TK. 1 dapil 10(siantar simalungun) terkesan mendiamkan
untuk jalan kabupaten”, cetus Sahata Silalahi.
Menurut pria kelahiran ambarisan kecamatan Sidamanik ini, hanya sekitar 10% dari keseluruhan infrastuktur jalan propinsi di kabupaten yang dinilai layak. disebabkan oleh minimnya anggaran yg di alokasikan untuk perbaikan infrastruktur jalan dibanding dengan alokasi peruntukan yang dinilai tidak terlalu penting dimasyarakat.
Bacaleg kelahiran 1977 inipun memberikan contoh solusi untuk penambahan anggaran infrastruktur seperti mengurangi acara yang bersifat seremonial yang dinilainya cukup lumayan untuk menyedot anggaran, sehingga anggaran tersebut lebih baik di alihkan untuk hal yang bermanfaat bagi masyarakat seperti infrastruktur.
Sahata Silalahi menambahkan jika pemerintah kabupaten simalungun belum memaksimalkan dan meningkatkan potensi potensi PAD yang diharapkan mampu mendongkrak pendapatan Asli Daerahnya sehingga kedepan dapat digunakan untuk kesejahteraan masyarakat.
“pemkab dan Pemko hanya berkutat dan berharap hanya di seputaran PBB dan restribusi yang hasilnya tidak jelas, sehingga dari dulu sampai sekarang terkesan hanya mampu menunggu tapi tidak memiliki terobosan”, jelasnya, sembari menyampaikan,” Simalungun sangat kaya, sangat potensial tapi ketika yang berkompeten tidak punya gerakan maka Simalungun dan siantar tinggal hanya slogan/motto yg tak berarti”, katanya.
“Bagi saya mendiamkan kesalahan adalah suatu kejahatan, oleh sebab itu harus kita ingat nasehat leluhur kita, jika Kabupaten Simalungun dikenal dengan Habonaran Do Bona maka Kota Pematang Siantar Sapanganbei manoktok hite “, tutup bacaleg PSI nomor urut 01 Dapil 10 Kota Pematang Siantar dan Simalungun. (Andrew Panjaitan)